Give thanks for every beautiful moment, What are you thankful for. |
Sebenarnya saya tidak suka dengan orang yang suka "Mengadu". Mengadu sama si Big Bos, mengadu kepada mama, ngadu sama bapak, entah sama siapa lagi lah. Pokoknya dikit-dikit, mengadu, sedikit-sedikit mengadu, belum apa-apa mengadu. Dikit-dikit lagi, mengadu. Meminjam kata-kata dari Democrazy MetroTV "Mengadu kok sedikit-sedikit". hehehe...
Paling tidak, Menurut saya Mengadu itu berarti kurang bertanggungjawab, kurang bisa menyelesaikan masalah sendiri, ga mandiri. walaupun tidak semua begitu, tergantung sikon lah, -situasi dan kondisi-.
Tapi, ada juga "Mengadu" yang benar-benar saya suka. Mengadu yang benar-benar menurut saya benar. *bahasanya jadi ribet gitu ya, semoga Anda paham maksud saya!* Maksud saya "Mengadu" yang artinya sama dengan "Berdoa". DOA itukan cara kita untuk "Mengadu" kepada Tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang baik. DOA merupakan cara kita untuk "Mengadu-kan" segala unek-unek, segala rasa syukur, permohonan, atau apapun yang ingin kita adukan kepada Sang Khalik. Jadi kalau Sedikit-sedikit Mengadu = Berdoa, dikit-dikit berdoa, belum apa-apa berdoa, dan terus berdoa, senantiasa berdoa atau bahasa lainnya Tekun Berdoa; inilah "Mengadu" yang benar-benar menurut saya itu benar.
Tapi, ada juga "Mengadu" yang benar-benar saya suka. Mengadu yang benar-benar menurut saya benar. *bahasanya jadi ribet gitu ya, semoga Anda paham maksud saya!* Maksud saya "Mengadu" yang artinya sama dengan "Berdoa". DOA itukan cara kita untuk "Mengadu" kepada Tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang baik. DOA merupakan cara kita untuk "Mengadu-kan" segala unek-unek, segala rasa syukur, permohonan, atau apapun yang ingin kita adukan kepada Sang Khalik. Jadi kalau Sedikit-sedikit Mengadu = Berdoa, dikit-dikit berdoa, belum apa-apa berdoa, dan terus berdoa, senantiasa berdoa atau bahasa lainnya Tekun Berdoa; inilah "Mengadu" yang benar-benar menurut saya itu benar.
Dalam hal ini, seharusnya memang kita Tekun Berdoa - Mengadu Kepada TUHAN-, bukan berarti kita tidak mandiri, atau tidak bertanggungjawab, tapi itu menunjukkan bahwa kita membutuhkan TUHAN, bahwa kita bergantung penuh kepada TUHAN. Karena memang kita tidak dapat melakukan apapun kalau bukan karena pertolongan TUHAN.
"Jika kita Bekerja,
Maka
Kita lah yang Bekerja.
Tapi,
Jika kita berdoa,
Maka
TUHAN lah yang bekerja"
-Bill Hybels-
Jadi tulisan ini saya buat bukan untuk mengajari Anda sekalian berdoa, Meskipun saya menyarankan Anda juga untuk Tekun Berdoa, (Saya pun belum berhasil dalam hal ini, tapi saya tetap mencoba untuk tekun berdoa, semoga semakin tekun tiap hari). Tulisan ini saya buat karena teringat dengan sms - short message service- dari seorang teman baikku, Sobat ku Ira Depari. SMS yang menggelikkan hati ku, SMS panjang yang kuterima hari Selasa kemarin. Inilah isi smsnya_original tanpa sedikit pun editing:
D s'buah desa sdg d bangn balai desa.
Mrk kerja gtong ryong.
Distu ada s'ORG yg b'nama Lipus.
Dy sllu dprintah sana sini.
Stlah slsai krja, mrka hndak mkan siang,
Lipus dtnjuk u/bdoa.Dlm doa ia b'kta:
"TUHAN trma kasih Engkau tlh m'yertai kmi
dlm m'bangun balai desa ini.
Skrng kmi mo mkan.
Dsni ada Pdt,Camat, Kades n Penatua2.
Tuhan ajrkn mrka u/bdoa,
krn mrka smua tdk bs b'doa.
agr spy jngn apa2 sdkt Lipus, apa2 sdkt Lipus.
Ya Tuhan, hnya kpdMu sy mmohon,
hnya kpdMu sy mengadu, disini smua jd bos,
apa2 Lipus, apa2 Lipus,
Tuhan tlg sy,
hbs brdoa nih smua pasti marah pd Sy.
Amin"
He,he
Met pagi plend2...
Jbu
hahaha.... sontak aja saya langsung ngakak, terbahak-bahak membaca sms ini. oh Lipus yg malang, terbesit dalam hati ini. Karena saya bisa tertawa dengan DOA Lipus ini, saya langsung forward ke beberapa teman, tentu saya edit dan saya bumbui seperlunya, supaya agak seru. hehehe... dan saya juga membagikan di blog ini. Trima kasih ya temanku Ira Depari yang rajin kirim sms, skalipun agak "jarang" ku balas.
Barang kali, komentar tiap orang berbeda-beda ketika membaca isi sms ini, tapi saya hanya ingin membagikan isi sms ini saja, mungkin bisa membuat Anda sedikit tertawa, atau mungkin sedikit evaluasi diri. Itu pun terserah Anda. Kalau ada komentar, monggo.... dipersilahkan. ;)
sebenarnya berdoa tidak perlu dipelajari ya bro... karena cara berdoa yg terbaik adalah ya itu dia.. berdoa aja. dan waktu paling tepat untuk berdoa adalah pada saat kita tidak ingin untuk berdoa... is that so?
BalasHapus@Wandi Tambunan: benar bang, aku suka sangat dgn statement "waktu paling tepat untuk berdoa adalah pada saat kita tidak ingin untuk berdoa"; except belajar berdoa. aku pikir berdoa itu perlu dipelajari. bukankah semua hal perlu belajar? tp berdoa saja lah... as I said "Learning by Doing".
BalasHapusNih.. aku ada cerita bro…
BalasHapusKonon ada seorang ibu tua yang sangat rajin berdoa… dia selalu berdoa menggunakan buku doa. Tapi suatu hari dia pergi ke ladang. Ketika di ladang, hujan sangat deras sehingga dia tidak bisa pulang. Dia ingin sekali berdoa tapi buku doa nya tinggal di rumah sehingga dia susah untuk berdoa. Akhirnya dengan hati yang sangat tulus dia pun berkata: A B CDEFGH……….Z.
Di sorga, Tuhan berkata pada para Malaikat.
Tuhan: Hai Malaikat, hari ini ada doa yang sangat
indah datang dari bumi.
Malaikat: Apa isi doanya Tuhan?
Tuhan: Nih.. isi doanya: A B CDEFGH……….Z.
Malaikat: Lho! Doa kayak gitu kok indah Tuhan?
Tuhan : Iya. Doa itu indah bukan karena kata-katanya
yang luar biasa bagus. Doa itu indah karena
disampaikan Tulus dari hatinya.
Malaikat: Ooh, gitu toh!
Bang, aku lihat; si ibu tua tersebut hanya rajin "membaca doa" bukan "berdoa". itulah sebabnya ibu tua itu tidak bisa 'membaca doa" karena buku doanya ketinggalan. Apakah aku salah lihat?? tolong dikoreksi ya bang...!!
BalasHapusJadi menurutku; memang sangat perlu belajar berdoa;
Dan kabar baiknya, ibu tua tersebut memulainya dengan A B CDEFGH.....Z.
Aku setuju dengan abang, bahwa DOA bukanlah keindahan kata-kata, tapi ketulusan dan kesungguhan hati di dalam iman. Begitukan?!!
he he he..... jangan dibaca secara hurufiah bro ntar jadi beda maknanya.....
BalasHapusyuk blajar berdoa! he he he...