Bila Anda perhatikan sekitar Anda, banyak orang bekerja, namun hanya segelintir orang yang mampu meraih prestasi dan mendapatkan promosi. Tidak hanya melulu karena kepandaian, tetapi sebagian besar promosi adalah hasil dari kepercayaan dari atasan/perusahaan. Miliki etika kerja yang akan membawa Anda menuju sukses:
1. Menjaga integritas
Integritas pada intinya adalah keutuhan. Tetapi kata ini mencakup arti yang luas, yaitu kejujuran, ketulusan, dapat dipercaya, keutuhan antara tindakan dan perkataan, konsistensi, tanggung jawab, kesetiaan dan disiplin. Integritas adalah apa yang Anda lakukan ketika tidak ada seorangpun yang melihat. Tidak ada cara yang benar untuk melakukan hal yang salah. Kita tidak dapat mengatakan bahwa seseorang mempunyai 75% atau 95% integritas. Hanya ada satu pilihan, apakah ia memiliki integritas atau tidak, tidak ada jalan tengah. Integritas merupakan kunci sukses karena integritas menciptakan kepercayaan, dan kepercayaan meluaskan pengaruh/kepemimpinan Anda. Bagaimana menjaga integritas Anda? Fokuskan kehidupan Anda untuk membangun karakter dan kemurnian hidup, bukan pada sukses dan prestasi.
Ketika kekayaan hilang, tidak ada yang hilang.
Ketika kesehatan hilang, sesuatu telah hilang.
Ketika karakter hilang, semuanya telah hilang.
(Billy Graham)
2. Meraih keunggulan
Lakukan semua dengan keunggulan. Martin Luther King, Jr pernah menulis, “Bila bagian Anda ternyata menjadi penyapu jalanan, sapulah jalanan seperti Michaelangelo melukis, seperti Beethoven membuat musik, seperti Shakespeare menulis puisi. Sapulah jalanan dengan sedemikian baik, sehingga seluruh penghuni surga dan bumi akan terdiam sejenak dan berkata: Ia hidup sebagai penyapu jalanan yang luar biasa, yang melakukan pekerjaannya dengan baik.”
3. Bekerja dengan rajin
Kemalasan bukan hanya berarti duduk-duduk sepanjang hari tanpa melakukan sesuatu, melainkan dapat pula seseorang malas walaupun kelihatannya ia bekerja keras tanpa henti. Kemalasan adalah tidak melakukan sesuatu hal yang perlu dilakukan pada saat hal itu harus dilakukan. Contohnya, seseorang sibuk bekerja pagi hingga malam, tetapi ia tidak mengambil waktu untuk membersihkan kamar yang sudah sangat berantakan. Ada hal yang seharusnya ia kerjakan tetapi tidak dikerjakan. Beberapa tanda kemalasan:
• bila meja/rumah saya berantakan,• terlambat masuk kerja atau terlambat bertemu orang sesuai dengan waktu yang ditetapkan,
• selalu terburu-buru berangkat kerja, tidak ada waktu untuk makan pagi atau mengantar anak sekolah, tetapi setiba di tempat kerja membuang-buang waktu bermain dengan internet
• bekerja sekedarnya saja, tanpa kesungguhan
Kemalasan merupakan langkah pertama menuju kehancuran.
Allah memberi makanan pada burung-burung di udara,
tetapi Ia tidak pernah melemparkan makanan itu ke sarang mereka.
4. Menjaga keseimbangan
Banyak hal yang perlu kita lakukan sehari-hari: bekerja, mengurus rumah tangga, memberi waktu bagi anak-anak, merawat/membantu orang tua, terlibat dalam organisasi, hingga mengatur investasi, bahkan memperbaiki atap yang bocor. Keseimbangan bukanlah mengikuti sebuah daftar urutan prioritas dengan kaku, melainkan lebih seperti pemain sirkus yang memutar/bermain dengan beberapa bola sekaligus di tangannya. Keseimbangan adalah kemampuan untuk terus mengenali dan bermain/memutar bermacam-macam tugas dan kesempatan dalam hidup. Hal ini perlu latihan dan kemauan. Kita perlu tahu bola apa yang ada di tangan kita saat ini, yang perlu mendapat perhatian khusus, untuk berapa lama. Contohnya, bila anak-anak masih kecil, membutuhkan perhatian lebih banyak dari pada waktu mereka sudah duduk di bangku kuliah. Memang tidak mudah meraih keseimbangan, tetapi kita perlu mengusahakannya. Mintalah hikmat dari Sang Pencipta untuk mengerti masa dan waktu, hal-hal apa yang perlu mendapat perhatian kita di saat-saat tertentu.
5. Mengambil waktu untuk beristirahat
Begitu banyak hal yang perlu dilakukan di sekitar kita, tidak hanya di tempat kerja, tetapi juga di rumah dan dalam kehidupan sosial kita. Rasanya mustahil untuk beristirahat bila kita ingin semua pekerjaan itu beres. Namun, kita juga membutuhkan istirahat. Dibutuhkan iman untuk bisa beristirahat dan tidak kuatir tentang hal-hal yang belum selesai, atau tekanan dari rekan kerja yang tidak pernah beristirahat. Namun banyak manfaat yang kita dapatkan dari beristirahat. Istirahat memberi waktu bagi kita untuk berpikir, merefleksikan diri, fokus pada hubungan kita pada Allah, dan mengalami pembaharuan. Tanpa sabat kita dapat terjebak dalam kedangkalan, sibuk tetapi tanpa pencapaian yang maksimal.
diambil dari jimmyoentoro.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya, Silahkan berikan komentar Anda di sini / Thank you for visiting, Please leave your comment here.