Teringat Dua tahun lalu, tepatnya April 2012 puisi ini ku buat. Terinspirasi dari Karya AgungMu. Lebih dari 2000 tahun yang lalu, masa itu yang begitu berat bagiMu untuk menanggung hukuman atas segala kejahatanku dan dosa-dosa ku. Kini menghayati PengorbananMu, AnugrahMu, yaitu Karya Terbesar sepanjang sejarah dalam segala zaman. Terima Kasih untuk KesetiaanMu.
Terima
kasih untuk kesetiaan-Mu
Bahkan
kesetiaan-Mu ketika Engkau tergantung di kaya salib
Seharusnya
Engkau sanggup untuk turun dari kayu salib itu
Namun
kesetiaan-Mu membuat Engkau memilih untuk tetap tinggal di sana
Sampai
Engkau berkata; sudah selesai.
Itu
sebabnya, kayu Salib bukanlah kebetulan
Engkau
menjadi miskin, supaya kami menikmati kelimpahan-Mu
Engkau
disakiti, supaya kami disembuhkan
Engkau
menanggung rasa malu, supaya kami menerima kemuliaan-Mu
Engkau
dihukum, supaya kami menerima pengampunan-Mu
Engkau
dijadikan dosa oleh karma dosa kami,
Supaya
kami dibenarkan oleh kebenaran-Mu
Engkau
menjalani kematian, supaya kami menerima kehidupan
“tetapi
sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggung-Nya
Dan
kesengsaraan kita yang dipikul-Nya
Tetapi
IA tertikam oleh karna pemberontakan kita
Dia
diremukkan oleh karma kejahatan kita
Ganjaran
yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepada-Nya,
Dan
oleh bilur-bilur-Nya, kita menjadi sembuh.”
Seandainya
tentara Romawi tidak ada di sana,
Seandainya
Yudas Iskariot tidak menghianati Dia
Seandainya
tidak ada pengadilan,
Seandainya
tidak ada Pilatus waktu itu,
Dan
tidak ada kerumunan orang banyak,
Penyaliban
yang sama akan tetap terjadi.
Seandainya
Yesus harus memaku diri-Nya ke kayu salib,
IA
akan melakukannya.
Karna
bukan tentara Romawi yang membunuh-Nya
Bukan
juga jeritan orang banyak
Melainkan
ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa
Dan
kesetiaan-Nya kepada kita
Sebab
Pada malam sebelum penyaliban, Yesus telah membuat keputusan;
IA
lebih baik masuk ke neraka untuk kita,
Daripada
pergi ke surga tanpa kita.
Atas
dasar apa ya Tuhan,
Sehingga
Engkau begitu mengasihi kami
Adakah
sesuatu dalam hidup kami yang begitu berharga
Sehingga
Engkau rela memberikan Nyawa-Mu untuk menebus setiap kami.
Betapa
berharganya hidup kami di mata-Mu ya TUhan
Dengan
apa ‘kan
kubalas ya Tuhan, selain Puji dan Sembah ku di hadapan-Mu
Bagaimanakah
ku ucap syukur kepada-Mu ya Tuhan
Aku
tak layak namun Engkau mengasihi ku
Trima
kasih untuk kesetiaan-Mu.
“Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan
kita,
Dia diremukkan oleh
karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadaNya,
dan oleh
bilur-bilurNya kita menjadi sembuh”.
-Yesaya 53:5-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya, Silahkan berikan komentar Anda di sini / Thank you for visiting, Please leave your comment here.